Tugas 1 : Kedudukan Bahasa Indonesia
Kedudukan Bahasa Indonesia terdiri dari :
Ø Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional:
1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai Lambang kebanggaan kebangsaan
Bahasa Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini , Bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
2 Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional
Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya/yang menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur bahasa lain.
3 Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya
Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).
4.Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing – masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Dengan bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
Ø Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara:
1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
2.Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar didalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga – lembaga pendidikan mulai dari taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia.
3.Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
4.Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri – ciri dan identitasnya sendiri ,yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
Fungsi Bahasa Indonesia
Ø Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi. Diantaranya, Fungsi-Fungsi tersebut terdiri dari :
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan Ekspresi diri
Bahasa, dalam hal ini yaitu Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan Ekspresi diri. Dengan bahasa, kita dapat mengungkapkan perasaan/ekspresi yang sedang kita rasakan atau hendak kita tunjukan kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengerti apa yang kita maksudkan.
2. Sebagai alat Komunikasi
Dalam berkomunikasi alat yang paling sering/lazim digunakan adalah Bahasa. Dengan adanya bahasa, setiap orang dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah kelanjutan dari ekspresi diri yang kita sampaikan kepada orang lain dan mendapatkan respon balik dari ekspresi yang kita sampaikan tersebut.
3. Sebagai Adaptasi & Integrasi
Dalam kehidupan kita sebagai makhluk sosial, selain berkomunikasi kita dituntut untuk dapat berbaur & menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan lingkungan disekitar kita. Dengan adanya bahasa, kita akan dapat dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitar kita atau lingkungan yang sedang kita datangi. Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi.
4. Sebagai Kontrol Sosial
Bahasa sebagai Kontrol Sosial, dengan adanya bahasa dapat memberikan kontrol terhadap perilaku/tingkah laku/sikap yang dilakukan.
Misalnya:
Hati-hati jalan Licin!!.
Pemberitahuan tersebut dimaksudkan untuk dapat berhati-hati dalam melewati jalan tersebut karena kondisi jalan yang licin.
Tugas 2 : Meringkas B.Indonesia ragam pidato !
· Pendahuluan peran pidato :
Berbicara didepan umum dengan teman, dosen, dan lingkungan masyarakat tentunya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari sebagai mahasiawa. Tapi pernahkah kita memperhatikan seorang pemuka agama meyampaikan ceramahnya di depan orang banyak ?, jika pernah.. Apakah kita bisa melakukan hal seperti itu ?. Jawabannya tentu tidak semudah yang dibanyangkan. Ceramah, pidato adalah penyampaian informasi secara lisan kepada orang banyak dengan maksud dan tujuan tertentu.
Perlu kemampuan yang baik dalam mengolah kata, pemikiran yang baik dan ritme suara agar para pendengar menjadi tertarik terhadap pidato yang kita sampaikan. Seorang tokoh dalam masyarakat, seorang pemimpin, lebih-lebih lagi seorang sarjana atau ahli harus memiliki pula keahlian untuk menyajikan pikiran dan gagasannya secara oral. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan ini, yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Pidato yang baik adalah pidato yang dapat mempengaruhi para pendengar, pembicara dalam hal ini harus mengetahui topik yang saat ini sedang ramai di lingkungan masyarakat beserta penyelesaiannya. Denag begitu para pendengar akan menjadi tertaik dalam mendengarkan isi dari pidato tersebut.
· Isi Metode Penyajian Oral :
Metode Penyajian Oral merupakan persiapan-persiapan dalam melakuakn penyampaian pidato secara lisan maupun secara tertulis. Dalam penyampian pidato secara lisan seperti gerak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin menjadi penting untuk diperhatikan. Untuk pidato tertulis hal ini diabaikan.
Dan dalam penyajian lisan pendengar harus mendengarkan seluruh uraian yang akan disampaikan. Tidak dapat memilih mana yang ahrus didahulukan dan man yang dapat diabaikan. Tetapi dalam penyampaian secara tertulis pembaca bebas memilih bebas memilih mana yang dianggapnya paling menarik dan yang mana dapat ditunda. Itulah mengapa Metode Penyajian Oral begitu penting untuk diperhatikan.
· Empat Metode Penyajian Lisan :
a) Metode impromptu (serta-merta) : Metode ini adalah metode persiapan sesaat. Penyampaiannya dilakukan dengan spontanitas berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Pengetahuan yang ada dikaitkan dengan situasi dan kepentingan saat itu akan sangat menolong pembicara.
b) Metode Mengahafal : Metode ini kebalikan dari metode yang ada diatas. Penyajian lisan yang dibawakan bukan hanya direncanakan tetapi juga dicatat, kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicara yang berhasil menggunakan metode ini, tapi akan ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat. Dengan begitu pembicara tidak dapat melihat reaksi-reaksi yang dilakukan oleh para pendengar.
c) Metode Naskah : Metode ini jarang dipakai, kecuali pada pidato resmi dan pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih sanagt kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
d) Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah) : Dalam metode ini pembicara harus menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Membawa catatan kecil sebagai inti dari isi penyampian disiapkan untuk menentukan sikap mana yang harus diambil dalam mengadapi para hadirin.
· Persiapan Penyajian Lisan :
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
A. Meneliti masalah : 1. Menentukan maksud
2. Menganalisa pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topic
B. Menyusun Uraian : 4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail
C. Mengadakan Latihan : 7. Melatih dengan suara nyaring
· Menentukan maksud dan topik :
Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan. Tentunya didalam topik yang akan disampaikan harus memiliki maksud sebuah uraian lisan. Oleh sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang diinginkan dari para pendengar. Pembicara tentu menginginkan agar pendengar yakin atau mamahami sebaik-baiknya persoalan yang dikemukakan, atau percaya terhadap informasi yang diberikannya. Pembicara misalnya dapat mengharapkan tindakan-tindakan tertentu dari para pendengar sesudah ia menyelesaikan uraiannya. Bila pembicara tetap memperhatikan apa yang diinginkan, serta mengharapkan tanggapan-tanggapan atau reaksi-reaksi tertentu, maka ia sebenarnya sudah cukup banyak menghemat waktu dengan menghidarkan hak-hal yang tidak esensil.
Oleh karena itu topik pembicaraan dan tujuannya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara mempengaruhi pula pilihan atas suatu topik tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar